Senin, 30 Maret 2009

WAKTU DAN TEMPAT TAKBIRAN

Waktu dan tempat takbir hari raya
Hadits nabi saw,
Telah berkata Az-Zuhriy, “Bahwasanya Nabi saw keluar untuk sholat hari raya Idul Fithri dengan takbir mulai dari rumahnya hingga tiba ditempat sholat.”(HR. Abu Bakar, MURSAL dalam Nailul Authar)

Telah berkata Ibnu Umar, “Bahwasanya Nabi saw bertakbir dan bertahlil dengan suara keras ketika keluar pergi sholat hari raya Iduk Fithri hingga tiba di tempat sholat.” (HR. Baihaqi dan Hakim, DHAIF, MAUQUF, dalam Nailul Author)

Nabi saw bersabda, “Hiasilah hari raya-hari raya kamu dengan takbir.”(HR. Thabrani, GHARIB, dalam Nailul Authar)

Ketiga hadist diatas sesuai dengan kedudukannya tidak bias dijadikan dasar dalam beragama. Berikut hadits SHAHIH yang bias dijadikan dasar.

Telah berkata Ummu Athiyah, “Rasulullah saw memerintahkan kepada kami untuk membawa keluar anak-anak perempuan yang hamper baligh, perempuan-perempuan haid dan anak-anak perempuan yang masih gadis, pada hari raya Idul Fithri dan Idul Adha. Adapun wanita-wanita yang haid itu mereka tidak sholat.”(HR. Muslim)
Dan bagi Imam Bukhori, Ummu Athiyah berkata, “Kita diperintahkan supaya membawa keluar wanita-wanita haid lalu bertakbir bersama-sama dengan orang banyak.”(dalam Nailul Author)

Dari hadits shahih ini dapat dipahami bahwa takbir hari raya itu dilaksanakan pada waktu tiba di tempat sholat sampai berdirinya sholat.

ACARA KEMATIAN

Pertanyaan :
Di tempat saya bila ada orang yang meninggal. Diadakan acara-acara atau amalan tertentu sejak hari meninggal sampai 7 hari, juga ada acara 40 hari, 100 hari dan sebagainya. Acara itu biasa diisi dengan membaca Yaasiin dan tahlil. Bagaimana menurut Islam?

Jawaban :
Acara-acara atau amalan itu bukan dari Islam. Acara-acara tadi tidak ada tuntunannya di dalam Islam, meskipun banyak orang Islam yang melakukannya. Sejak dulu di zaman Nabi SAW masih hidup, zaman sahabat bahkan zaman tabi’in, tidak pernah ditemui pelaksanaan acara-acara tersebut. Baik dalam hadits shahih dan atsar.

Kebanyakan orang melakukan amalan itu berdasarkan prasangka, ada pula yang mendapati hal itu dari orang tua, atau dari gurunya, yang kalau diteliti lebih jauh tidak akan ditemui tuntunannya.

Dengan kata lain, banyak umat Islam yang melakukan amalan tersebut hanya karena taklid, atau sekedar ikut-ikutan tanpa tahu ilmunya.

KEMBALI DARI KESALAHAN

Manusia adalah tempat salah dan lupa, dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah mereka yang segera bertaubat. Siapapun keturunan Adam pasti memiliki salah, hanya nabi saw saja yang terhindar dari salah.

Orang-orang beriman apabila berbuat salah, lalu menyadari kesalahan itu, ia akan segera berhenti dari perbuatan itu dan bertaubat. Jadi orang yang beriman bukanlah berarti mereka yang terlepas dari kesalahan, akan tetapi mereka yang apabila diperingatkan dari perbuatan salahnya ia akan segera kembali kepada Allah.

QS As-Sajdah : 15
“Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat Kami) , mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, dan mereka tidak menyombongkan diri.”

Kamis, 19 Maret 2009

jalan lurus?

Ada orang yang rajin sholat, tetapi kenapa amal kesehariannya jauh dari Islam? Dan lagi saat ada orang lain yang memberi hasehat ia tidak mau atau enggan menerimanya.

Jawab :
“Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar. Kalaupun mereka melihat setiap tanda (kekuasaan-Ku) mereka tetap tidak akan beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak (akan) menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya. Yang demikian adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lengah terhadapnya.” (QS. AL-A’RAAF: 146)

Ada orang yang ditunjukkan ayat Allah tetapi dia tidak mau beriman. Ada orang yang ditunjukkan jalan lurus tetapi tidak mau menempuhnya. Memang seperti sabda Nabi SAW, bahwa jalan ke neraka itu dipenuhi daya tarik, sedangkan jalan ke surge penuh kebosanan dan kesulitan.

Meskipun setiap hari di dalam sholatnya orang tersebut selalu berdo’a dan memohon agar ditunjukkan jalan yang lurus (ihdinash-shirathal mustaqim). Tetapi kenapa bias demikian? Bagaimana bias kita meminta sesuatu sekaligus menolaknya. Bias jadi kita tidak sungguh-sungguh dalam meminta. Lalu apa gunanya kita meminta? Apa gunanya kita berdo’a dan memohon kepada Allah agar ditunjukkan jalan yang lurus. Sementara jalan yang sudah terlihat tidak kita lalui.

bid’ah ?

Bagaimana kita menyikapi masyarakat yang masih suka melakukan perbuatan bid’ah ?

Jawab :
Seseorang melakukan perbuatan bid’ah ada bermacam-macam sebab dan alasan. Dan sebagian besar dari mereka adalah karena belum mengerti. Mungkin sekali kita dulu juga begitu, kita mengamalkan sesuatu yang ternyata bid’ah karena kita tidak tahu. Sekarang saat ilmu itu telah datang dan kita menerima, baru kita berhenti mengamalkannya.

Begitu pula kalau kita ingin agar masyarakat kita, baik saudara, teman ,tetangga, atau siapapun terbebas dari perbuatan bid’ah, kita harus membuat mereka mengerti. Inilah pentingnya ilmu, pentingnya kita mengaji belajar ilmu agama. Kalau mereka sudah tahu dan memahami. Insya Allah dengan sendirinya semua perbuatan bid’ah tersebut akan hilang dengan sendirinya.

emansipasi ?

Bagaimana Islam memandang emansipasi wanita?


Jawab :
Kalau yang dimaksud emansipasi adalah wanita dan laki-laki sama, tentu saja ini menyalahi sunnatullah. Wanita dan laki-laki tidak mungkin bias sama, tetapi kalau dalam hal hak masuk surga, Allah tidak membedakan antara laki-laki dan wanita. Selama ia punya iman dan beramal sholeh, baik laki-laki maupun wanita sama haknya.

Bagaimanapun laki-laki adalah pemimpin bagi wanita, suami adalah pemimpin bagi istrinya. Nabi SAW pernah bersabda, wanita itu kurang akalnya dan kurang agamanya. Yang dimaksud kurang akalnya adalah kesaksian dua orang wanita sama dengan kesaksian seorang laki-laki. Sedangkan yang dimaksud kurang agamanya adalah, bukankah jika seorang laki-laki bias melaksanakan sholat sepanjang tahun sedangkan wanita tidak, demikian juga dalam hal puasa.

“Laki-laki (suami) adalah pemimpin bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya…” QS AN-NISA’ : 34

Kamis, 12 Maret 2009

Tentang do’a berbuka puasa

Bermacam-macam do’a berbuka puasa bedasar hadits,

Dari Ibnu Abbas, ia berkata : adalah Rasullullah SAW apabila berbuka puasa beliau berdo’a, Allahumma laka shumnaa wa ‘alaarizqika afthornaa fataqobbal minna innaka antas sami’ul aliim ((Ya Allah, untuk-Mu kami berpuasa, dan atas rizqi-Mu kami berbuka, maka terimalah (ibadah) dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui ).” (HR. Daruquthni juz 2, hal. 185 no. 26 DHAIF karena dalam perawi Abdul Malik binHarun bin Antarah )

Dari Ibnu Abbas,ia berkata : Adalah Nabi SAW apabila berbka puasa beliau berdoa, “Laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu fataqobbal minnii innaka antas samii’ul ‘aliim (untuk-Mu aku berpuasa, dan atas rizqi-Mu aku berbuka, maka terimalah ibadahku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui ).” (HR. Thabrani dalam AL-Kabir juz 12, hal.113, no. 12720, dalam sanadnya ada perawi bernama Abdul Malik bin harun bin Antarah, ia DHAIF.)

Dari Muadz bin Zuhrah, bahwasanya telah sampai kepadanya bahwa Nabi SAW apabila berbuka puasa beliau berdoa, “Allohumma lakashumtu wa ‘alaa rizqika afthortu (Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan dengan rizqi-MU aku berbuka puasa )” (HR. Abu Dawud juz 2, hal. 306, no.2358, hadits tersebut MURSAL karena Muadz bin Zuhrah tidak bertemu Nabi SAW.)

Ketiga hadits diatas tidakbisa dijadikan dasar dalam beramal sehubungan dengan kedudukan hadits-hadits tersebut.
Berikut hadits hasan yang bias kita jadikan dasar .

Dari Marwan, yakni bin Salim Al-Muqaffa’, ia berkata : Aku melihat Ibnu Umar RA memegang jenggotnya, lalu memotong yang lebih dari genggaman tangannya. Ia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabia berbuka puasa beliau berdoa, “Dzahabadh-dhoma-u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru, insyaa-allah (haus telah hilang, urat-urat telah basah dan semoga pahala tetap didapat, insyaa-allooh). (HR. Abu Dawud juz 2, hal. 306, no. 2357, hadits HASAN )

Yaasiin atau tahlil?

Saat menjenguk orang sakit, apabila orang yang sakit tersebut sudah dalam keadaan amat berat dan

Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata : Rasululullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang akhir ucapannya itu laa ilaaha illallah, maka dia masuk surge” (HR. Abu Dawud juz 3, hal. 190) , shahih.

Dari Abu Sa’id dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Talqinkanlah orang-orang yang akan mati diantara kalian dengan kalimat laa ilaaha illallaah.” (HR. Jamaah kecuali Bukhari, dalam Nailul Authar juz 4, hal. 22), shahih.

Dari Abu Hurairah ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,”Talqinkanlah orang-orang yang akan mati diantara kalian dengan kalimat “laa ilaha illallaah”, karena barangsiapa yang akhir ucapannya laa ilaha illallaah ketika akan mati, ia masuk surge, satu hari itu (lebih bermanfaat) daripada sepanjang hidupnya, meskipun sebelumnya ia telah melakukan perbuatan apa saja. (HR. Ibnu Hibban juz 4, hal. 3), shahih.

Dari hadits diatas sudah jelas bahwa Islam menuntunkan kita untuk mentalqinkan orang-orang sakit yang sudah mendekati ajal. Lalu bagaimana dengan membaca Yaa siin saat menjenguk orang sakit, bukannya mentalqinkan?

Dari Mu’qil bin Yasar ia berkata : Nabi SAW bersabda, “Bacakanlah Yaasiin untuk orang-orang yang akan mati di antara kalian.” (HR. Abu Dawud juz 3, hal. 191)
Keterangan : hadits tersebut DHA’IF , karena di dalam sanadnya terdapat Abu ‘Utsman dari bapaknya, mereka itu majhul.

Hadits yang dha’if tidak dapat dijadikan dasar dalam beramal. Sekian semoga bermanfaat.

Jumat, 06 Maret 2009

Siapa yang wajib sholat Jumat?

Bismillahirrahmanirrahiim

Hadits Nabi SAW,
Dari Thariq bin Syihab, dari Abu Musa, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sholat Jumat adalah wajib atas setiap orang Islam dengan berjamaah, kecuali empat golongan : hamba sahaya, wanita, anak-anak dan orang yang sakit.” (HR. Hakim, dalam Al-Mustadrak juz 1, hal. 425. Ini hadits shahih atas syarat Bukhari Muslim )

Dari hadits diatas bisa dipahami bahwa :
1. Sholat Jumat wajib atas setiap muslim dengan berjamaah.
2. Empat golongan yang tidak diwajibkan untuk berjamaah, hammba sahaya, wanita, anak-anak dan orang yang sakit.

Bagaimana dengan hadits yang menerangkan bahwa wanita tidak wajib sholat Jumat?

Dari Tamim Ad-Daariy, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sholat Jumat itu wajib, kecuali bagi wanita, anak-anak, orang sakit, hamba sahaya,, atau musafir.” (HR. Thabrani, dalam Al-Mu’jamul Kabir juz 2, hal 51, dhaif, karena dalam sanadnya ada Al-Hakam bin Amr, ia tertuduh dusta, dan Dhirash bin Amr Al-Multiy, ia matruk )

Seperti yang kita tahu, hadits dhaif tidak bisa dijadikan dasar dalam beragama.

Senin, 02 Maret 2009

Ancaman bagi yang meninggalkan sholat Jumat

Hadits Nabi SAW:
Dari Abdullah bin Umar dan Abu Hurairah, bahwa keduanya mendengar Rasulullah SAW bersabda di atas kayu mimbar beliau, “Sungguh kaum-kaum itu mau menghentikan dari meninggalkan Jumat atau (kalau nekad) Allah pasti akan menutup hati mereka, kemudian mereka menjadi orang-orang yang lalai.” (HR. Muslim juz 2, hal. 591)

Dari Abdullah bin Abu Qatadah, dari Jabir bin Abdullah, bahwasanya Rasululllah SAW bersabda “Barangsiapa yang meninggalkan Jumat tiga kali bukan karena berhalangan, maka Allah akan menutup hatinya.” (HR. Hakim dalam Al-Mustadrak juz 1, hal. 430)

Dari Abul Ja’diy Ad-Dhamriy, ia adalah seorang shahabat, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang meninggalkan Jumat tiga kali karena meremehkannya, maka Allah akan menutup hatinya.” (HR. Hakim dalam Al-Mustadrak juz 1, hal. 415)

Kalau ini sampai terjadi kepada kita, apa lagi yang bisa kita harapkan? Mau kemana kita kalau Allah sudah menutup hati kita.

Cinta dan benci Karena Allah

Setiap orang pasti memiliki rasa cinta dan benci, tetapi alasan mereka mereka bisa bermacam-macam.
Karena apa kita mencintai sesuatu? Karena apa kita membenci sesuatu? Tanyakan pada hati kita sendiri apakah alasan kita mencintai dan membenci sesuatu tersebut sudah benar.

Hadits Nabi SAW :
Dari Anas RA dari Nabi SAW, beliau bersabda,”Ada tiga perkara barangsiapa yang tiga perkara itu ada padanya berarti ia mendapatkan manisnya iman, yaitu barangsiapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada selain keduanya, dan barangsiapa yang mencintai seseorang yang mana dia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan barangsiapa yang benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari api kekafiran itu sebagaimana dia tidak suka (takut) dilemparkan ke dalam api.” (HR. Bukhari juz 1, hal. 11)

Dari Anas RA dari Nabi SAW,beliau bersabda,”Tidak beriman seseorang diantara kalian sehingga ia mencintai saudaranya (sebagaimana) apa yang ia cintai untuk dirinya.” (HR. Bukhari juz 1, hal. 9)

Dari Abu Umamah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda,”Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan mencegah karena Allah, berarti dia telah menyempurnakan iman.” (HR. Abu Dawud juz 4, hal. 220)

Semoga hadits-hadits ini bisa mewakili, karena sebenarnya masih banyak hadits-hadits yang lain.
Sekali lagi, Islam menuntunkan seperti ini, dan sebagai muslim kita harus yakin inilah kebenaran.

Senin, 23 Februari 2009

cegah kemungkaran !!

Apa yang kita lakukan saat kita tahu saudara kita melakukan kesalahan? Bagaimana Islam menuntun kita?
Firman Allah SWT :
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung, (QS. Ali Imran : 104)
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekirnya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Dan diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran : 110)
Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka tidak saling melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (QS. Al Maidah : 78-79)

Hadits Nabi SAW
Dari Abu Sa’id, ia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merobahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu maka ( hendaklah merubah) dengan lesannya. Dan jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim juz 1, hal 69)
Dari Ubaidillah bin Jarir dari bapaknya, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah dalam suatu kaum yang didalamnya dilakukan kema’shiyatan, lalu ada orang-orang yang mampu untuk melawan dan mencegah, tetapi mereka tidak mau merubahnya, melainkan Allah akan meratakan siksa kepada mereka.” (HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1329)
Dari Aisyah, dia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Suruhlah kepada yang ma’ruf, dan cegahlah dari kemungkaran sebelum kalian berdoa (kepada Allah ) namun tidak dikabulkan.” (HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1327)

Jadi mulai sekarang tidak ada alasan untuk hanya berdiam diri disaat kemaksiatan merajalela. Minimal dengan hati kita menolaknya, meskipun itu adalah selemah-lemah iman. Lalu untuk menunjukkan kuatnya iman kita- kita bisa menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar dengan berbagai macam cara- tunjukkan kekuatan kita.

dimana mengqashar sholat?

Firman Allah SWT :
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqashar sholat, jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu. (QS. An nisaa’ : 101 )
Hadita Nabi SAW :
Dari Ibnu Umar ra, ia berkata, “Aku pernah menemani Rasulullah SAW sedang dalam bepergian, beliau tidak pernah menambah sholatnya melebihi dua rekaat, demikian juga Abu Bakar, Umar dan Usman.”(HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 3, hal 226)

Dari Jabir, ia berkata, “Nabi SAW pernah tinggal di Tabuk dua puluh hari, beliau mengqashar shalat.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dalam Nailul Authar juz 3, hal. 237)

Berdasar dalil diatas, mengqashar sholat dilakukan pada saat safar (bepergian).

Rabu, 18 Februari 2009

menolak masuk surga?

Seringkali muncul pertanyaan, apakah semua umat islam nanti akan masuk surga? Lalu apa jawaban yang benar? Tentu saja semua umat Islam akan masuk surga.

Tapi apakah sesederhana itu seorang muslim masuk surga?
Banyak orang Islam yang setelah tahu jawaban itu merasa senang, merasa aman, merasa tenteram. Lalu apa yang terjadi? Banyak dari mereka yang terlena, mereka tidak lagi takut untuk berbuat dosa dan pelanggaran.

Sebenarnya apa yang salah? Ternyata pemahaman mereka yang salah. Saat kita memahami suatu ilmu setengah-setengah, hal ini justru sering membawa kerugian bagi kita sendiri. Kita merasa sudah tahu sehingga tidak berusaha untuk mencari tahu lebih banyak.

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Semua umatku kelak akan masuk surga, kecuali orang yang tidak mau.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah siapaorang yang tidak mau masuk surga itu?” Beliau SAW bersabda, “Barangsiapa yang tha’at kepadaku, niscaya dia masuk surga dan barangsiapa yang bermakshiyat kepadaku, sungguh ia telah menolak untuk masuk surga.” (HR. Bukhari juz 8, hal. 139)

Selama ini kita termasuk yang mana ya? Yang tha’at atau makshiyat? Yang akan masuk surga atau yang menolak untuk masuk surga?

menunggu imam

Apa yang kita lakukan saat kita mendatangi suatu jamaah sholat, dan ternyata sholat tersebut telah dimulai? Seringkali kita menunggu sampai imam atau jamaah tersebut berdiri dahulu baru kemudian kita masuk ke dalam jamaah itu. Betul begitu?

Bagaimana sebenarnya Islam menuntunkan hal yang demikian?

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila kalian dating untuk sholat sedang kami dalam keadaan sujud, maka bersujudlah kalian. Dan janganla dihitung (satu rakaat). Dan barangsiapa mendapatkan satu rakaat, berarti ia mendapatkan sholat itu.” (HR. Abu Dawud juz 1, hal. 26, no. 893)

Dari Ali bin Abu Thalib dan Mu’adz bin Jabal, mereka berkata : Rasulullah bersabda, “Apabila seseorang diantara kalian dating untuk sholat sedagakan imam dalam suatu keadaan, maka hendaklah ia berbuat sebagaimana yang diperbuat imam.” (HR. At-Tirmidzi juz 2, hal. 51, no. 588)

Minggu, 15 Februari 2009

wasiat nabi SAW

sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda, "Aku telah meninggalkan pada kamu sekalian dua perkara yang kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu: Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya." (HR.. Malik dalam Al Muwaththa' juz 2, hal.899).

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda,"Sesungguhnya aku meninggalkan pada kalian dua perkara yang kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu: Kitab Allah dan sunnahku."(HR. Ibnu Abdil Barr, dalam Al Istidzkar juz 26, hal.98


Rabu, 11 Februari 2009

buat apa adzan di telinga bayi?

Dari abu rafi’ ia berkata, "saya pernah melihat RAsulullah saw membaca adzan (sebagaimana adzan) shalat, pada telinga Husain ketika dilahirkan oleh Fathimah."(HR.Ahmad)

Dari Husain bin ali bin abu thalib ia berkata: NABI SAW pernah bersabda, "barangsiapa mempunyai anak yang baru dilahirkan, kemudian ia mensuarakan adzan di telinga yang kanan, dan iqamah pada telinga yang kiri (anak itu) tidak diganggu oleh ummush shibyan (sejenis syetan)."(Hr.Abu ya’la)

Hadits-hadits tersebut diriwayatkan dari jalan Ashim bin ubaidillah, dan ia telah dituduh dengan keras oleh imam syu-bah sebagai pendusta. dan imam bukhari, abu zar-ah dan abu hatim berkata bahwa riwayat itu munkar. kesimpulannya adalah adzan di telinga bayi dasarnya lemah sehingga tidak boleh diamalkan.

Selasa, 10 Februari 2009

Perlukah saya aqiqah?

Pertanyaan, orang tua saya dulu belum mengaqiqahi saya. Perlukah saya aqiqah!

jawaban, aqiqah adalah salah satu bentuk ibadah sehingga pelaksanaannya harus sesuai ddengan tuntunan
berdasar tuntunan, aqiqah dilaksanakan pada hari ke-7 setelah kelahiran.
berdasar hadis, telah berkata Aisyah, "rasulullah saw pernah beraqiqah bagi hasan dan husain pada hari ke-7 dari kelahirannya." (hr. Ibnu hibban, hakim, dan baihaqi)
dari samurah ia berkata, rasulullah saw bersabda, "tiap-tiap anak tergadai dengan aqnya yang disembelih untuknya pada hari ke?7, dan di hari itu ia diberi nama serta dicukur rambut kepalanya."(hr. khamsah dan dishahihkan oleh tirmidzi,dalam nailul authar 5,149)

Kamis, 05 Februari 2009

Sholat tanpa niat?

Pertanyaan, kita banyak mendengar orang melafalkan niat ketika melaksanakan shalat. Apakah hukumnya dan adakah dasarnya dalam syari'at Islam?

Jawaban oleh Syaikh bin Baz,
Melafalkan niat, tak ada asalnya dalam syariat Islam yang suci, tidak pernah didengar dari Nabi SAW maupun para sahabat r.a. bahwa mereka melafalkan niat ketika akan sholat. Niat itu tidak lain tempatnya adalah di dalam hati, berdasar sabda Nabi SAW, "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanyalah memperoleh apa yang ia niatkan."(Muttafaqun 'Alaih dari hadits Umar bin Khothob r.a)