Kamis, 19 Maret 2009

jalan lurus?

Ada orang yang rajin sholat, tetapi kenapa amal kesehariannya jauh dari Islam? Dan lagi saat ada orang lain yang memberi hasehat ia tidak mau atau enggan menerimanya.

Jawab :
“Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar. Kalaupun mereka melihat setiap tanda (kekuasaan-Ku) mereka tetap tidak akan beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak (akan) menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya. Yang demikian adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lengah terhadapnya.” (QS. AL-A’RAAF: 146)

Ada orang yang ditunjukkan ayat Allah tetapi dia tidak mau beriman. Ada orang yang ditunjukkan jalan lurus tetapi tidak mau menempuhnya. Memang seperti sabda Nabi SAW, bahwa jalan ke neraka itu dipenuhi daya tarik, sedangkan jalan ke surge penuh kebosanan dan kesulitan.

Meskipun setiap hari di dalam sholatnya orang tersebut selalu berdo’a dan memohon agar ditunjukkan jalan yang lurus (ihdinash-shirathal mustaqim). Tetapi kenapa bias demikian? Bagaimana bias kita meminta sesuatu sekaligus menolaknya. Bias jadi kita tidak sungguh-sungguh dalam meminta. Lalu apa gunanya kita meminta? Apa gunanya kita berdo’a dan memohon kepada Allah agar ditunjukkan jalan yang lurus. Sementara jalan yang sudah terlihat tidak kita lalui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar